Ratusan Anggota Jaringan NII Mengikuti Cabut Bai'at di Tanah Datar -->

Iklan Atas

Ratusan Anggota Jaringan NII Mengikuti Cabut Bai'at di Tanah Datar

Sabtu, 30 April 2022

Mantan anggota NII membacakan sumpah setia kepada NKRI dan cabut Bai'at, di Gedung Nasional Maharajo Dirajo Batusangkar, Jum'at (29/4) 

 

Tanah Datar, fajarsumbar.com - Mantan anggota jaringan Negara Islam Indonesia (NII) sebanyak 518 orang, yang berasal dari Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Agam, Kota Payakumbuh dan Kota Padang, mengikuti cabut Bai'at serta mengucapkan sumpah setia, kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), di Gedung Nasional Maharajo Dirajo, Batusangkar, Jumat (29/4/2022) sore. 

  

Prosesi sakral itu disaksikan langsung Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Teddy Minahasa, Danrem 032 Wirabaraja, Kasatgaswil Densus 88 Anti Teror, Kepala Kesbangpol Sumatera Barat, Bupati Tanah Datar Eka Putra, Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian, Forkopimda Tanah Datar, Ketua DPRD Tanah Datar Roni Mulyadi Dt Bungsu, Ketua LKAAM, Ketua MUI Tanah Datar, Ninik Mamak, Alim Ulama dan Tokoh Masyarakat. 


Dikesempatan itu, Bupati Eka mengapresiasi masyarakat Tanah Datar yang sempat terpapar paham kelompok NII ini, keluar dari kelompok yang tidak hanya berbasis di wilayah Sumbar ini, akan tetapi juga tersebar di berbagai wilayah di Indonesia seperti Sumatera Selatan, Lampung, Garut dan Jawa Barat. 


"Tanah Datar adalah tempat adat istiadat Minangkabau lahir, berfilosofi Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah. Banyak tokoh nasional lahir dari Minangkabau, yang telah membuktikan cintanya kepada NKRI, kita semua berkewajiban menjaga warisan leluhur ini , jangan sekali-kali menodai itu dengan paham radikal yang diajarkan pihak yang ingin meruntuhkan NKRI seperti kelompok NII," ujar Eka Putra. 


Bupati juga katakan, masyarakat harus lebih berhati-hati menerima ilmu, terkadang yang diajarkan bukan lagi menyangkut hal positif, akan tetapi sesuatu ideologi menyesatkan, sehingga merugikan diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. 


"Jangan mudah terpengaruh dari berbagai ajakan, yang berpotensi memecah belah kesatuan NKRI, pahami terlebih dahulu apa yang diajarkan, siapa yang mengajarkan dan bagaimana sistemnya. Berhati-hatilah agar tidak merugikan semua pihak," ujar Bupati Eka Putra. 


Bupati juga sampaikan, bahwa hari ini lebih kurang 120 orang mantan anggota NII asal Kabupaten Tanah Datar, yang sudah di cabut Bai'at dan kembali mengucapkan sumpah setia kepada NKRI, sementara sisanya sekitar 91 orang yang belum cabut Bai'at, maka pemerintah daerah akan bekerjasama dengan Desus 88 akan mencari warga yang masih terjangkit paham ideologi NII. 


"Kami yang pastinya tahu situasi dan kondisi di lapangan tentu akan membantu penuh untuk mencari orang-orang yang belum di Bai'at, kita dikasih waktu sampai tanggal 20 Mei oleh Kapolda Sumbar. Jadi kami akan bekerja keras untuk mencari warga Tanah Datar, yang masih ikut dalam paham ideologi NII ini," sampai Eka Putra. 


Lebih lanjut Eka Putra jelaskan, bahwa penyebaran paham ideologi NII di Tanah Datar sudah ada di 5 Kecamatan dan 8 Nagari, yakni di Nagari Barulak, Tanjung Alam, Salimpaung, Tabek Patah, Sungai Patai, Sungai Tarab dan Simawang. 


Berkaitan dengan warga yang sudah cabut Bai'at dan mengucapkan sumpah setia kepada NKRI, Bupati mengatakan bahwa pemerintah daerah akan mengimbau mereka untuk kembali bermasyarakat lagi seperti semula dan akan berupaya bersama-sama dengan Densus 88, agar mereka kembali hidup normal lagi ditengah-tengah masyarakat. 


Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mengatakan melalui cabut Bai'at dan pengucapan sumpah setia NKRI, Masyarakat yang sempat terpapar paham kelompok NII, menyadari kekhilafannya, sehingga menjadi pelajaran guna menata diri lebih baik kedepannya. 


"Kita semua adalah umat terbaik, umat yang tidak merugikan atau menyusahkan orang lain, maka jauhilah pemahaman yang mampu memecah belah kesatuan dan persatuan umat," ujar Gubernur Mahyeldi. 


Ia menambahkan, sebagai bangsa yang besar, masyarakat bertugas menjaga kesatuan NKRI, menjadikannya bangsa terhormat, "Rawat baik-baik kesatuan bangsa ini, seperti yang telah dilakukan tokoh-tokoh Minangkabau terdahulu, jangan sampai menciderainya, karena NKRI adalah harga mati," ujar Gubernur.


Sementara itu, Kapolda Irjen Pol Teddy Minahasa menegaskan, setiap simpatisan kelompok NII yang belum mencabut Bai'at dan mengucapkan ikrar setia kepada NKRI, untuk segera melakukannya, paling lambat hingga 20 Mei 2022 yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (HKN). 


"Saya akan tegakkan hukum negara sekeras-kerasnya. Saya beri waktu untuk mencabut Bai'at dan mengucapkan sumpah setia kepada NKRI dan Pancasila paling lambat 20 Mei mendatang. Kembalilah ke NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, kami akan menjamin keamanan bagi yang telah mencabut Bai'at dan kembali ke pangkuan ibu pertiwi," ujar Irjen Pol Teddy Minahasa. (F12/P)