Diduga 114 Orang Jadi Korban, Bank Nagari Harus Terbuka Kasus Kejahatan Skimming Rekening Nasabah -->

Iklan Atas

Diduga 114 Orang Jadi Korban, Bank Nagari Harus Terbuka Kasus Kejahatan Skimming Rekening Nasabah

Rabu, 11 Mei 2022
.



Padang - Diduga 114 rekening nasabah Bank Nagari dibobol mulai 5 Mei 2022. Beberapa anggota Komisi III DPRD Sumbar akan memanggilan manajemen. 


Selain juga mendesak Bank Nagari untuk cepat tanggap perihal pembobolan rekening nasabah bank tersebut. Keterbukaan informasi harus diumumkan pada masyarakat secara terbuka dan mendetail.


“Perbankan adalah bisnis yang bergantung pada kepercayaan konsumen (nasabah). Tanpa informasi yang jelas, lengkap dan cepat maka bisa jadi nasabah tak percaya lagi pada bank nagari. Mereka bisa memindahkan dana mereka dan beralih ke bank lain,” ujar Anggota Komisi III, Albert Hendra Lukman kepada wartawan, Selasa (10/5).


Albert mengatakan jika hal seperti ini terjadi maka bank milik Sumbar itulah yang akan merugi. Begitu pula Sumbar karena bank nagari merupakan perusahaan milik daerah.


Albert menilai manajemen Bank Nagari cenderung lamban merespon kejadian pembobolan rekening nasabah tersebut. Albert mengatakan, sebagai anggota Komisi III dirinya rerus memantau bagaimana gerak dari bank tersebut pasca adaya kejadian pembobolan.


“Manajemen bank nagari cenderunf lamban memberikan informasi pada masyarakat. Kita maklumi keterlambatan karena libur Idul fitri, namun hari pertama pasca linur bersama, yakni, 9 Mei, belum juga bank nagari memberika keterangan resmi pada masyarakat,” tegasnya.

 

Sebagai perusahaan perbankan yang bergantung pada kepercayaan nasabah, lanjut Albert, manajemen harusnya memberikan informasi mendetail, yakni berapa jumlag kerugian, berapa nasabah yang mengalami kebobolan rekening, dimana saja lokasi terjadi skimming, penyebabnya dan kenapa bisa sistem yang dimiliki bank tersebut bobol.


“Ini ideal sekali diumumkan pada masyarakat karena masyarakat pasti cemas. Jika lamban kita infornasikan nasabah bisa bergerak cepat memindahkan dana mereka,” tegasnya.


Albert mengatakan dirinya akan membahas hal ini bersama pimpinan dan anggota komisi III untuk kemungkinan memanggul dan rapat bersama manajemen bank nagari.


“DPRD memiliki tugas untuk mengawasi perusahaan milik daerah. Salah satunya Bank Nagari. Kita akan bahas untuk kemungkinan memanggil dan rapat bersama manajemen,” tegas Albert .

 

Senada dengan Albert, Anggota Komisi III lainnya, Nofrizon meminta manajemen bank untuk bersegera menyampaikan informasi mendetail terkait pembobolan rekening nasabah ini pada masyarakat.


“Pembobolan dengan cara skimming ini pernah pula dialami bank lain, salah satunya BNI. Mereka bisa bertahan menghadapi masalah ini, Bank Nagari pun harus bisa, cepat tanggaplah dan ikat kepercayaan nasabah,” tegasnya.


Manajemen Bank Nagari, lanjut Nofrizon harus memastikan penyebab pembobolan rekening nasabah tersebut dan memastikan hal tersebut tidak terjadi lagi. Masyarakat pun harus dibuat percaya dengan janji tersebut, umumka pembarua atau inovasi yang akan dilakukan untuk memastikan pembobolan tak terjadi lagi.


“Ini merupakan data dan informasi yang harus segera diumumkan secara gencar pada masyarakat demi menyejukka hati dan menenangkan nasabah. Lakukanlah dengan optimal,” paparnya. (titi)